A. Pengertian jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
(artifical neural network) adalah sistem komputasi yang arsitektur dan
operasinya diilhami dari pengetahuan tentang sel syaraf biologis di dalam otak.
Jaringan syaraf tiruan merupakan salah satu representasi buatan dari otak
manusia yang selalu mencoba menstimulasi proses pembelajaran pada otak manusia
tersebut. Jaringan syaraf tiruan dapat digambarkan sebagai model matematis dan
komputasi untuk fungsi aproksimasi non-linear, klasifikasi data cluster dan
regresi non-parametrik atau sebuah simulasi dari koleksi model jaringan syaraf
biologi. Model jaringan syaraf ditunjukkan dengan kemampuannya dalam emulasi,
analisis, prediksi dan asosiasi. Kemampuan yang dimiliki jaringan syaraf tiruan
dapat digunakan untuk belajar dan menghasilkan aturan atau operasi dari
beberapa contoh atau input yang dimasukkan dan membuat prediksi tentang
kemungkinan output yang akan muncul atau menyimpan karakteristik input yang
diberikan kepada jaringan syaraf tiruan. Jaringan saraf tiruan telah
dikembangkan sebagai turunan model matematika dari kesadaran manusia atau saraf
biologis, karena berdasar pada asumsi bahwa:
a. Pemrosesan informasi terjadi pada
beberapa elemen sederhana yang disebut neuron.
b. Sinyal lewat diantara neuron menciptakan jaringan koneksi.
c. Setiap koneksi penghubung memiliki bobot yang terhubung, yang dalam jaringan saraf tertentu mengalikan sinyal yang ditransmisikan.
d. Setiap neuron mempunyai fungsi aktrivasi (biasanya non linier) pada jaringan inputnya (jumlah dari bobot sinyal input) untuk menentukan sinyal outputnya.
b. Sinyal lewat diantara neuron menciptakan jaringan koneksi.
c. Setiap koneksi penghubung memiliki bobot yang terhubung, yang dalam jaringan saraf tertentu mengalikan sinyal yang ditransmisikan.
d. Setiap neuron mempunyai fungsi aktrivasi (biasanya non linier) pada jaringan inputnya (jumlah dari bobot sinyal input) untuk menentukan sinyal outputnya.
Karakteristik dari jaringan saraf tiruan adalah :
o Pola hubungan antar neuron ( yang menjadi arsitekturnya).
o Metode penentuan bobot dalam koneksi (disebut sebagai proses latihan, pembelajaran, atau Algoritma ).
o Fungsi aktivasi.
B.
Konsep dasar jaringan syaraf tiruan
Jaringan syaraf tiruan
terdiri dari beberapa neuron dan ada hubungan antar neuron- neuron seperti pada
otak manusia. Neuron/selsaraf adalah sebuah unit pemroses informasi yang
merupakan dasar operasi jaringan syaraf tiruan. Jaringan syaraf tiruan terdiri
atas beberapa elemen penghitung tak linier yang masing-masing dihubungkan
melalui suatu pembobot dan tersusun secara paralel. Pembobot inilah yang
nantinya akan berubah (beradaptasi) selama proses pelatihan. Pelatihan perlu
dilakukan pada suatu jaringan syaraf tiruan sebelum digunakan untuk
menyelesaikan masalah. Hasil pelatihan jaringan syaraf tiruan dapat diperoleh
tanggapa yang benar (yang diinginkan) terhadap masukan yang diberikan. Jaringan
syaraf tiruan dapat memberikan tanggapan yang benar walaupun masukan yang
diberikan terkena derau atau berubah oleh suatu keadaan.
C.
Arsitektur jaringan syaraf tiruan
Pada umumnya neuron
yang terletak pada lapisan yang sama akan memiliki keadaan sama. Faktor
terpenting dalam menentukan kelakuan suatu neuron adalah fungsi aktivasi dan
pola bobotnya. Pada setiap lapisan yang sama, neuron–neuron akan memiliki
fungsi aktivasi yang sama. Apabila neuron–neuron dalam suatu lapisan (misalkan
lapisan tersembunyi) akan dihubungkan dengan neuron–neuron pada lapisan yang
lain (misalkan lapisan output), maka setiap neuron pada lapisan tersebut
(misalkan lapisan tersembunyi) juga harus dihubungkan dengan lapisan lainnya
(misalkan lapisan output). Ada beberapa bentuk arsitektur jaringan saraf ,
antara lain:
1. Jaringan dengan lapisan tunggal
(single layer net)
Jaringan ini hanya memiliki satu lapisan dengan bobot–bobot
terhubung. Jaringan ini menerima input yang kemudian secara langsung akan
mengolahnya menjadi output tanpa harus melalui lapisan tersembunyi. Sebuah
neuron berinput tunggal diperlihatkan pada gambar 4. Input skalar p dikalikan
dengan skalar weight w untuk kodisi (bentuk) wp, salah bentuk ini yang dikirim
ke dalam penjumlah. Input yang lain, 1, adalah dikalikan dengan bias b dan
dilewatkan ke dalam penjumlah. Output dari penjumlah n sering kali digunakan
sebagai input net, yang berjalan ke dalam fungsi transfer f , yang
menghasilkan output neuron skalar a. (“fungsi aktivasi” disebut juga
fungsi transfer dan “offset” disebut juga bias). Bobot w berhubungan dengan
sebuah kekuatan gabungan dari sel badan yang direpresentasikan dengan
penjumlahandan fungsi transfer, dan output neuron a mengambarkan signal dalam
axon.
Output nyata
bergantung pada fakta-fakta fungsi transfer yang dipilih. Kita akan mendiskusikan
transfer fungsi dalam bagian berikutnya. Bias lebih mirip dengan bobot, kecuali
jika mempunyai input konstan 1. Akan tetapi, jika kita tidak menginginkan bias
di dalam sebuah bagian neuron, bias ini bisa diabaikan. Penting untuk w dan b
diatur keduanya dalam bentuk neuron berparameter skalar. Biasanya fungsi
transfer dipilih oleh desainer dan kemudian parameter w dan b akan diatur oleh
beberapa peraturan pelatihan jadi neuron input atau output yang saling
berhubunngan ditetapkan terlebih dahulu dengan spesifik tujuan (goal).
2. Jaringan dengan banyak lapisan
(multilayer) Jaringan ini memiliki satu atau lebih lapisan yang terletak
diantara lapisan input dan lapisan outputnya (memiliki satu atau lebih lapisan
tersembunyi). Jaringan dengan banyak lapisan ini dapat menyelesaikan
permasalahan yang lebih sulit dari pada jaringan dengan lapisan tunggal, tetapi
pembelajarannya lebih rumit. Jaringan ini pada banyak kasus lebih sukses dalam
menyelesaikan masalah. Pada gambar 1.5 menunjukkan jaringan saraf multilayer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar